Info

Beras Cianjur
 
 
Tuesday, 5 June 2007

Naskah Kuno,Kitab Etangan

Naskah Kuno,Kitab Etangan
Kecamatan : Sukawening

Nama pemegang naskah : Adang
Tempat naskah : Kp. Cieunteung Desa Mekarluyu
Asal naskah : warisan
Ukuran naskah : 17 x 21 cm
Ruang tulisan : 14 x 18 cm
Keadaan naskah : sebagian rusak
Tebal naskah : 20 Halaman
Jumlah baris per halaman : 13 baris
Jumlah baris halaman awal dan akhir : 12 dan 13 baris
Huruf : Arab/Pegon
Ukuran huruf : besar
Warna tinta : hitam
Bekas pena : tumpul
Pemakaian tanda baca : ada
Kejelasan tulisan : jelas
Bahan naskah : kertas tidak bergaris
Cap kertas : tidak ada
Warna kertas : kuning kecoklat-coklatan
Keadaan kertas : tebal, keras, halus
Cara penulisan : timbal balik
Bentuk karangan : prosa dan prosa liris

Ringkasan isi :
Naskah kitab etangan dipergunakan sebagai sumber petunjuk apabila hendak melakukan suatu pekerjaan, baik pekerjaan yang berhubungan dengan pertanian maupun dengan urusan bepergian, perjodohan serta urusan-urusan lainnya. Pemegang naskah khususnya, serta sebagian masyarakat sekitar pada umumnya banyak mempercayai akan kebenaran petunjuk kitab itu. Oleh karena itu kitab tersebut sangat dipusti-pusti.
Hal-hal yang terkandung didalamnya adalah :
1.Tentang waktu bulan dan hari, hala yang berhubungan dengan waktu naas ( sial ) dan kejayaan atau keberhasilan atas sesuatu. Perhitungannya dilakukan pada awal atao sebelum pekerjaan mulai.
2.Jampe ( jampi ), jangjawokan ( mantra ), dan do?a.
3.Beberapa table yang berisikan tentang pernasiban, baik dan buruk.
Sunday, 3 June 2007

Naskah Kuno,Batara Kala

Naskah Kuno,Batara Kala
Kecamatan : Sukawening

Nama Pemegang naskah : Adang
Tempat naskah : Kp. Cieunteung Desa Mekarluyu
Asal naskah : warisan
Ukuran naskah : 17 x 22 cm
Ruang tulisan : 13 x 16 cm
Keadaan naskah : tidak utuh
Tebal naskah : 32 Halaman
Jumlah baris per halaman : 14 baris
Jumlah baris halaman awal dan akhir : -
Huruf : Arab/Pegon
Ukuran huruf : sedang
Warna tinta : hitam
Bekas pena : tumpul
Pemakaian tanda baca : ada
Kejelasan tulisan : jelas
Bahan naskah : kertas tidak bergaris
Cap kertas : tidak ada
Warna kertas : kecoklat-coklatan
Keadaan kertas : tipis agak halus
Cara penulisan : timbal balik
Bentuk karangan : puisi

Ringkasan Isi :
Keadaan di Sorgaloka kacau balau akibat ulah seorang putri di bumi bernama Dewi Tanara melakukan Tapabrata di Gunung Marabu. Dewi Tanara ingin bersuamikan seseorang yang suka disembah tetapi tidak diberi kewajiban untuk menyembah. Turunlah Batara Guru dari Sorgaloka karena merasa bahwa dirinyalah yang dimaksudkan oleh Dewi Tanara.

Batara Guru berubah wujud menjadi seorang raksasa ketika mengejar-ngejar Dewi Tanara karena melihat paha Dewi Tanara raksasa terjatuh dan meneteskan sperma sehingga jatuh ke tanah. Raksasa sadar bahwa ia adalah Batara Guru dan berjanji tidak akan mengejar-ngejar lagi asal wujudnya dikembalikan ke wujud semula. Saat itu juga Batara Guru kembali dari wujud raksasa ke wujud semula. Kemudian Batara Guru pulang ke Sorgaloka sedangkan Dewi Tanara kembali ke negrinya. Keadaan di Sorgaloka kembali tenteram, Batara Narada disuruh Batara Guru untuk mengamankan spermanya yang jatuh ke tanah, akan tetapi setelah sperma itu dibuang ke laut malah menjelma menjadi seorang raksasa yang bernama Batara Kala.

Batara Kala diberitahu oleh Semar bahwa Batara Guru adalah ayahnya. Pergilah Batara Kala ke negeri Sorgaloka menjumpai Batara Guru dan minta makanan dari jenis daging manusia. Batara Guru mengabulkan permintaannya dengan syarat hanya beberapa dari jenis daging manusia diantaranya ialah orang yang berstatus anak tunggal, orang yang berstatus kadana kadini ( hanya bersaudara kakak beradik laki-laki dan perempuan atau perempuan dan laki-laki ), orang yang berstatus nanggung bugang (kakak dan adik meninggal dunia), orang yang berstatus anak mungku (hanya tiga bersaudara dua perempuan satu laki-laki atau sebaliknya), orang-oarang yang dilahirkan pada waktu malam hari, orang-orang yang bepergian pada waktu maghrib, akan tetapi batara Guru memberikan larangan bahwa orang yang sedang berada di arena pagelaran wayang, tidak boleh dimakan.
Orang-orang di bumi kalang kabut, takut kepada Batara Kala, Batara Guru bingung memikirkan nasib manusia di bumi yang ketakutan kepada Batara Kala dan mungkin akan habis dimakan olehnya. Maka turunlah Batara Guru dengan rombongannya ke bumi menyamar menjadi kelompok penabuh wayang. Batara Guru sendiri menjadi dalangnya, dengan sebutan dayang Longlongan.

Naskah Kuno,Suryaningrat

Nama pemegang naskah      : Duki bin Saleh
Tempat naskah                     : Desa Cigagade
Asal naskah                         : salinan
Ukuran naskah                     : 17 x 22 cm
Ruang tulisan                        : 14 x 18 cm
Keadaan naskah                   : baik
Tebal naskah                         : 269 Halaman
Jumlah baris per halaman       : 13 baris
Jumlah baris halaman awal dan akhir  : 12 dan 10 baris
Huruf                                                : Arab/Pegon
Ukuran huruf                                     : sedang
Warna tinta                                        : hitam
Bekas pena                                       : agak tajam
Pemakaian tanda baca                        : ada
Kejelasan tulisan                                : jelas
Bahan naskah                                    : kertas bergaris
Cap kertas                                        : tidak ada
Warna kertas                                     : putih kekuning-kuningan
Keadaan kertas                                 : tipis halus
Cara penulisan                                   : timbal balik
Bentuk karangan                                : puisi


Ringkasan isi :
Tersebutlah sebuah kerajaan yang bernama Banurungsit. Kerajaan itu diperintah oleh seorang raja bernama Suryanagara. Ia mempunyai seorang putra bernama Suryaningrat. Suryaningrat beristri Ningrumkusumah, putra patih. Setelah Raja Suryanagara meninggal, Raden Suryaningrat diangkat menjadi raja. Ternyata pengangkatan tersebut tidak dikehendaki oleh Raja Duryan. Kerajaan Banurungsit diserang Raja Duryan yang mendapat dukungan rakyat Banurungsit. Dalam peperangan yang terjadi Suryaningrat kalah, lalu ditangkap dan dipenjarakan sedangkan istrinya, Ningrumkusumah dipaksa untuk menjadi istri raja Duryan.

Dengan menggunakan ilmu sirep, Ningrumkusumah berhasil membebaskan suaminya. Kemudian mereka melarikan diri ke hutan. Mereka terus berkelana sampai akhirnya tiba di wilayah negara Durselam. Ketika sedang mandi di sebuah Taman yang indah, Ningrumkusumah dilihat patih Indra Bumi yang ditugaskan oleh raja Durselam mencarikan wanita cantik untuk dijadikan istrinya. Dalam perjalanan menuju ibukota Durselam, Suryaningrat ditenggelamkan ke dalam sungai oleh Demang Langlaung. Meskipun suaminya Suryaningrat telah tenggelam dibawa arus sungai, Ningrumkusumah mencari suaminya menyusuri sungai. Dalam perjalanan mencari suaminya, Ningrumkusumah mendapat keris pusaka bernama Bantal Nogar dari seorang pertapa berasal dari tanah Arab yang bernama Syeh Rukman. Menurut petunjuk pertapa untuk dapat bertemu kembali dengan suami, Ningrumkusumah harus menyamar menjadi seorang laki-laki dengan nama Raden Rukmantara. Raden Rukmantara terlibat perang dengan pasukan Duryan yang menguasai Banurungsit. Raja Duryan sedang mencari Raden Suryaningrat dan Ningrumkusumah. Dalam perang tersebut Raden Rukmantara menang.

Raden Rukmantara melanjutkan perjalanan. Dalam perjalanan ia sempat ke Negara Erum yang diperintah oleh Sri Amangkurat. Raja ini mempunyai seorang putri cantik bernama Ratna Wulan. Ratna Wulan jatuh cinta kepada Raden Rukmantara yang tidak mengetahui bahwa sebetulnya orang itu adalah wanita. Raden Rukmantara pura-pura mau. Akhirnya mereka menikah. Raden Rukmantara diangkat menjadi raja negara Erum.

Prabu Kandi, raja negara Esam, yang ditolak lamarannya oleh putri Ratna Wulan menantang perang kepada negara Erum. Raden Rukmantara berhasil mengalahkan Prabu Kandi berkat tuah senjata pemberian Syeh Rukman. Prabu Kandi sendiri yang telah dikalahkan oleh Rukmantara dipaksa untuk menganut agama Islam.

Raden Suryaningrat yang hanyut di sungai telah sampai ke sebuah puli Peri yang dikuasai oleh Naga Giri. Raden Suryaningrat dapat meninggalkan Nusa Ipri dan sampailah ke negara Erum. Raden Rukmantara alias putri Ningrumkusumah yang sedang mencari suaminya membuat sayembara di negara Erum dengan memasang gambarnya yang sedang menangisi Raden Suryaningrat. Barangsiapa yang melihat gambarnya yang sedang menangis harus membawanya ke istana. Melalui gambar tersebut Raden Suryaningrat dapat bertemu kembali dengan istrinya, Ningrumkusumah. Selanjutnya Ratna Wulan dijadikan istri kedua oleh Raden Suryaningrat.

Ringkas cerita,setelah semua musuh dapat dikalahkan dan mereka diampuni bahkan diangkat menjadi senapati di negara asal masing-masing, Raden Suryaningrat dengan istrinya hidup tentram di negara Banurungsit.
Saturday, 2 June 2007

Naskah Kuno,Babad Limbangan Garut

Babad Limbangan Garut

Kecamatan : Garut Kota

Nama pemegang naskah : R. Sulaeman Anggapradja
Tempat naskah : Jln Ciledug 225 Kel. Kota Kulon. Kec Garut Kota
Asal naskah : warisan
Ukuran naskah : 20.5 x 32 cm
Ruang tulisan : 17 x 17 cm
Keadaan naskah : baik
Tebal naskah : 16 Halaman
Jumlah baris per halaman : 39 baris
Jumlah baris halaman awal dan akhir : 39 dan 23 baris
Huruf : Latin
Ukuran huruf : sedang
Warna tinta : hitam
Bekas pena : agak tajam
Pemakaian tanda baca : ada
Kejelasan tulisan : jelas
Bahan naskah : kertas bergaris ukuran folio
Cap kertas : tidak ada
Warna kertas : putih
Keadaan kertas : agak tebal, halus
Cara penulisan : timbal balik
Bentuk karangan : puisi


Ringkasan isi :
Pada zaman dahulu kala Prabu Layaran Wangi (Prabu Siliwangi) dari kerajaan Pakuan Raharja mempunyai seorang pembantu bernama Aki Panyumpit. Setiap hari Aki Panyumpit diberi tugas berburu binatang dengan menggunakan alat sumpit (panah) dan busur.

Pada suatu hari Aki Panyumpit pergi berburu ke arah Timur. Sampai tengah hari ia belum memperoleh hasil buruannya, padahal telah banyak bukit dan gunung didaki. Sesampainya di puncak gunung, ia mencium wewangian dan melihat sesuatu yang bersinar di sebelah Utara pinggir sungai Cipancar. Ternyata harum wewangian dan sinar itu keluar dari badan seorang putrid yang sedang mandi serta mengaku putra Sunan Rumenggong, yaitu Putri Rambut Kasih penguasa daerah Limbangan.
Peristiwa pertemuan dengan Nyi Putri dari Limbangan dikisahkan oleh Aki Panyumpit kepada Prabu Layaran Wangi. Berdasarkan peristiwa itu Prabu Layaran Wangi menamai gunung itu Gunung Haruman (haruman = wangi). Prabu Layaran Wangi bermaksud memperistri putrid dari Limbangan. Ia mengirimkan Gajah Manggala dan Arya Gajah (keduanya pembesar Pakuan Raharja).

Aki Panyumpit serta sejumlah pengiring bersenjata lengkap untuk meminang putri tersebut dengan pesan lamaran itu harus berhasil dan jangan kembali sebelum berhasil. Kendatipun pada awalnya Nyi Putri menolak lamaran tetapi setelah berhasil dinasehati Sunan Rumenggong, ayahnya, akhirnya menerima dijadikan istri oleh Prabu Layaran Wangi.
Selang 10 tahun antaranya, Nyi Putri (Rambut Kasih) mempunyai dua orang putra dari Raja Pakuan Raharja, yaitu Basudewa dan Liman Senjaya. Kedua anak itu dibawa ke Limbangan oleh Sunan Rumenggong (kakeknya) dan kemudian dijadikan kepala daerah di sana. Basudewa menjadi penguasa Limbangan dengan gelar Prabu Basudewa dan Liman Senjaya penguasa daerah Dayeuh Luhur di sebelah Selatan dengan gelar Preabu Liman Senjaya.

Di kemudian hari Prabu Liman Senjaya setelah beristri membuka tanah, membuat babakan pidayeuheun (kota) dan lama kelamaan dibangun sebuha Negara dengan nama Dayeuh Manggung. Negara baru ini bisa berkembang sehingga dikenal baik oleh tetangga-tetangganya, seperti Sangiang Mayok, Tibanganten, Mandalaputang. Dayeuh Manggung terkenal karena keahlian dalam membuat tenunan. Rajanya yang lain yang termashur adalah Sunan Ranggalawe.

Biografi Singkat Tatar Sunda,Raden,Kanjeng,Pangeran,Prabu,Sunan,Eyang

CIANJUR

1. Nyi Rangga Mantri
2. Sunan Wana Peri
3. Sunan Ciburang
4. Dalem Aria Wangsa Goparona Sagara Herang
5. Dalem Aria Wiratanu Datar ( Cikundul )
6. Dalem Aria Yuda Negara
7. Dalem Marta Yuda ( Cugeunang )
8. Dalem Aria Kidul Nata Dimanggala ( Gn Jati Cianjur )
9. Dalem Cakra Dipraja
10. Dalem Cakra Yuda
11. Rd. Pamedang Kusuma
12. Dalem Rangga Yuna Sasana
13. Dalem Ng. Yuda Anggrana
14. Nyi Raden Arsa Negara
15. Kiyai Ng. Indra Kusuma
16. Patih Sura Praja
17. Rd. Rangga Mada Madiya
18. Eyang Ider Buana
19. Eyang Pandita Kiajar
20. Eyang Ratu Sunda/Sapta Rangga Buana/Geger Buana
21. Eyang Ratu Puma Putih
22. Eyang Setra Langit Langlang Jagat
23. Eyang Haji Suryakencana (Gn. Geude )
24. Nyi Endang Sukasih
25. Eyang Surya Padang ( Gn. Gambir )
26. Eyang Gambir Sawit ( Gn. Gambir )
27. Mbah Badigil Anak Kaur Sajagat
28. Eyang Cendra Kasih ( Cikalong Wetan )
29. Mbah Gajah ( Cikalong Wetan )
30. Eyang Agung ( Kr.Panembong Cipanas )
31. Syeh Abdul Ghofur ( Cimacan Cipanas )


SUMEDANG

1. Prabu Cakra Buana Tajimalela
2. Prabu Aji Putih
3. Sunan Guling Martalaya
4. Sunan Pagulingan Wirajaya
5. Pangeran Rangga Gempol
6. Pangeran Rangga Geude
7. Pangeran Gempol
8. Pangeran Santri Kusumadinata (Pasarean Geude)
9. Pangeran Kornel Kusumadinata (Pasarean Geude)
10. Pangeran Muhamad / Palakaran
11. Pangeran Geusan Ulun / Rd. Angka Wijaya (Dayeuh Luhur)
12. Pangeran Kusumayuda Daleum Agung
13. Pangeran Sugih ( Gunung Puyuh)
14. Pangeran Mekah ( Gunung Puyuh )
15. Eyang Jaya Perkasa / Prabu Surawisesa (Cipancar)
16. Eyang Jangkung ( Panyingkiran )
17. Eyang Gagak Lumayung
18. Eyang Cangklong
19. Eyang Nangtung (Cadas Pangeran)
20. Mbah Dalem Kondang Hapa
21. Mbah Dalem Kondang H'u / Jaya Hawu
22. Mbah Dalem Terong Peot / Batara Pancar Buana
23. Syeh Kuncung Putih Jati kusuma


GARUT

1. Sunan Rohmat Suci / Eyang Prabu Kian Santang ( Godog )
2. Sembah Dalem Sentawan Marjaya Suci ( Godog )
3. Sembah Dalem Khalifah Agung ( Godog )
4. Sembah Dalem Sireufan Agung ( Godog )
5. Sembah Dalem Sireupan Suci ( Godog )
6. Sembah Dalem Pageur Jaya ( Godog )
7. Sembah Dalem Kuwu Kandang Soleh ( Godog )
8. Sembah Dalem Seugah Do'a ( Godog )
9. Sembah Dalem Kandang Herang ( Godog )
10. Syeh Abdul Jabar ( Gn. Haruman )
11. Syeh Jafar Sodiq bin Syeh Abdul Jabar ( Gn. Haruman )
12. Pangeran Mangku Bumi ( Gn. Haruman )
13. Syeh Abdul Jalil ( Pameungpeuk )
14. Pangeran Papak / Rd. Wangsa Muhamad ( Cinunuk )
15. Syeh Haji Pandita Rukmantara ( Sancang )
16. Mbah Bajing ( Sancang )
17. Rd. Braja Lawe ( Kebon Kaboa Sancang )
18. Rd. Braja Lewo ( Pangikis )
19. Eyang Buyut Mujid ( sancang )
20. Eyang Buyut Bugis ( Sancang )
21. Eyang Mudik Batara Putih ( Pareong )
22. Eyang Haji Malela
23. Rd. Surta Ningrat
24. Patih Aki Wirayuda
25. Sembah Dalem Pamutihan (Gn. Cikurai )
26. Eyang Balung Tunggal ( Gn. Cikurai )
27. Eyang Pamuk ( Cihanjuang )
28. Sembah Dalem Puntang Panekawasa ( Gn. Cikurai )
29. Eyang Kirincing Cahaya ( Gn. Cikurai )
30. Eyang Mangku Nagara ( Gn. Cikurai )
31. mbah Guar
32. Mbah Beudas
33. Mbah Dora
34. Sembah Dalem Wira Suta (Cijolang, Gn. Guntur )




CIAMIS

1. Ibu Dewi Subang Karancang
2. Ibu Ratu Galuh Sakti
3. Pangeran Boros Ngora
4. Ibu Ratu Rengganis ( Pangandaran )
5. Maha Raja Cahaya Sangiang
6. Maha Raja Cipta Permana
7. Dipati Panaskan
8. Dalem Panji Nagara
9. Dalem Angga Praja
10. Dalem Angga Naga
11. Dalem Suta Dinata
12. Dalem Kusuma Dinata
13. Dalem Jaya Baya
14. Dalem Nata Dikusumah
15. Dalem Sura Praja
16. Dalem Nata Negara
17. Dalem Suta Wijaya
18. Dalem Wiradikusumah
19. Dalem Adi Kusumah
20. Dalem Kusuma Diningrat
21. Dalem Sastra Winata
22. Dalem Sunarya
23. Dalem Ardi
24. Dalem Dinda Kusuma
25. Dalem Sukapura ( Tasikmalaya )
26. Syeh Haji Abdul Muhi ( Pamijahan )
27. Syeh Hotib Muwahid
28. Eyang Yuda Nagara ( Pamijahan )
29. Eyang Sajaparna ( Pamijahan )

SITU SANGIANG MAJALENGKA


1. Sunan Parung
2. Eyang Talaga Manggung
3. Nyi Mas Simbar Kencana
4. Rd. Panglurah


CIREBON

1. Kigedeng Alang alang Kuwu Pertama
2. Eyang Kuwu Sangkan / Pangeran Walang Sungsang Cakra Buana ( Cirebon Girang )
3. Syeh Syarif Hidayatulloh Sunan Gn. Jati ( Gn.Sembung )
4. Nyi Dewi Lara Santang / Syarifah Mu'daim
5. Syeh Nurjati / Syeh Dahtul Kahfi
6. Syeh Nurbaya / Syeh Bayanulloh
7. Ratu Ayu Pembayu
8. Pangeran Pasarean
9. Pangeran Jaya Lalana
10. Syeh Saba Kingking / Maulana Hasanudin Sura Sowan
11. Pangeran Brata Kalana
12. Putri Endang Kancana bin Rd. Aria Wiratanu Datar ( Gn. Ciremai )




BANDUNG

1. Prabu Permana Diputung
2. Prabu Sunan Dalem Rama dewa
3. Sunan Darma Kingking
4. Sunan Rangga Lawe
5. Sunan Tanggung Marta
6. Dalem Wiranata Kusumah
7. Dalem Adi Kusuma
8. Dalem Angga Diraja Wiranata Kusuma / Dalem Kaum
9. Syeh Angga Suta ( Cicalengka )
10. Syeh Wira Suta ( Cicalengka )
11. Eyang Dalem Pangudar ( Cinangka Cicalengka )
12. Syeh Imam Gojali ( Ciwidey )
13. Pangersa Syeh Makdum Ibrahim ( Gn Giri Bandung )
14. Syeh Abdurrohman ( Citali )
15..Mama santri ( Citali )
16. Mbah Braja Musti ( Pasir Gading )




SUKABUMI

1. Syeh Haji Wali Sakti Kudratulloh Prabu Siliwangi Nitis ( Batu Karut Sakawayana )
2. Eyang Haji Himun Hidayatulloh (Gn. Halimun )
3. Parabu Tanduran Gagang (Muara Sakawayana)
4. Eyang Haji Genter {utih / Barangbang Putih
5. Prabu Rangga Malela ( Rawa Kalong )
6. Ibu Ratu Sri Walang Sari ( Rawa Kalong )
7. Eyang Jaga Raksa ( Gn.Tangkil Sakawayana )
8. Eyang Raksa Kusuma (G. Tangkil )
9. Eyang Angga Jaya Sakti (Gn. Sumping Pelabuhan Ratu )
10. Eyang Sayiddulloh / Syeh Karulloh ( Gn.Sumping)
11. Eyang Rembang Soca Manggala ( Karang Hawu )
12. Eyang Cahaya Gumilang (Karang Hawu)
13. Rd. Jalak Nata / Jaya Perkasa (Karang Hawu )
14. Eyang Sunda Wenang Sari / Mbah Panembahan Rasa / Mbah Puter Bumi Raksa Kusuma
15. Eyang Haji Genter Bumi / Ider Buana / Mbah Rancang Alam / Mbah Selang Kuning / Dalem Cikundul ( Panguyangan )
16. Syeh Abdurohman Ad Muluk ( Gn. Bintang )
17. Syeh Abdurohman Al Jajuli ( Gn. Bintang )
18. Prabu Larang Tapa ( Pelabuhan Ratu )
19. Syeh Somadulloh / Rd. Walang Sungsang ( Gn. Walang Cikembar )
20. Kangjeng Dalem Cikembar ( Cikembar )
21. Kangjeng Dalem Singa Perbangsa ( Cikembar )
22. Syeh Auliya Mansyur ( Gn. Gombong )
23. Ibu Ratu Ismaya Sari ( Sukaraja)
24. Rd. Haji Siti Winarti ( Sukaraja )
25. Rd. Suryadiningrat Dalem Cikundul ( Cikundul )
26. Mama Haji Malik Al Maesir ( Cijangkar )
27. Eyang Ali Sakti ( Cikondang )
28. Syeh Mubarok ( Tipar )
29. Kiyai Tubagus Lantung ( Tipar )
30. Kiyai Sapu Jagat ( Tipar )
31. Mbah Suma Praja ( Nagrak )
32. Rd. Ayu Tanjung Sari ( Cikondang )



BOGOR

1. Mbah Pangeran Sake ( Citeureup )
2. Mbah Rangga Wulung (Cimande )
3. Mbah Kate ( Sumur Wangi )
4. Mbah Ace / Eyang Kadu Jangkung ( Cimande )
5. Haji Abdul Somad / Abah Ocot ( Cimande )
6. Eyang Karta Singa ( Cimande )
7. Eyang Japra ( Istana Bogor )

KARAWANG

1. Syeh Kuro ( Rengas Dengklok )
2. Nyi Endang Sukasih ( Gn. Sunda Karawang )
3. Demang Tirta Yuda Bin Rd. Aria Wiratanudatar
4. Rd. Wira Sajagat Bin Rd. Aria Wiratanudatar




JAKARTA

1. Pangeran Sangiang
2. Pangeran Lahut
3. Pangeran Sagiri
4. Pangeran Jagatra
5. Pangeran Jaya Karta
6. Datuk Bancir
7. Datuk Rohmat ( Lubang Buaya )
8. Eyang Datuk Ahmad / Ki Sauf Bin Rangga Suta ( Tebet )



BANTEN

1. Sultan Maulana Hasanudin
2. Sultan Maulana Maulana Yusuf
3. Sultan Maulana Muhamad Nasrudin
4. Sultan Maulana Abdul Ahmad Kanari
5. Sultan Maulana Abdul Ma'ali Abdul Kodir
6. Sultan Maulana Agung Abdul Fatah Tirtayasa
7. Sultan Maulana Mansyurudin ( Cikaduen )
8. Sultan Maulana Agung Abu Fatah
9. Sultan Maulana Ansor Abdul Kohar
10. Sultan Maulana Mukasim Zaenal Abidin
11. Sulatan Maulana Zaenal Arifin
12. Sultan Maulana Syarif Wasa Zaenal Asikin
13. Sultan Maulana Muh. Isak Zaenal Askin
14. Sultan Maulana Mapaur Muh Ali Udin
15. Syltan Maulana Abdul Nasir Muh Muhidin
16. Pangeran Nata Wijaya ( Wakil Banten )
17. Pangeran Sora Manggala
18. Wali Idrus
19. Wali Daud Saketi
20. Syeh Asnawi ( Caringin )
21. Syeh Yusuf ( Ciampea)
22. Syeh Haji Mansyur ( Pamerayan )
23. Ki Holil ( Menes )
24. Ki Buyut Pakel
25. Ki Muhamad Soleh
26. ki Buang
27. Mbah Paku Alam Sakti
28. mbah Nurjam Sakti
29. Mbah Pangeran Pinayingan
30. Mbah Kidang Panyawang Tando Pandega
31. Mbah Khair
32. Mbah Datuk Abdurrahman
33. Mbah Mansyur (Gunung Malan )
34. Ki. Agung ( Caringi )
34. Ki Nawawi ( Tanah Hara )
35. Syeh Ahmad Hatib Sambas
36. Tubagus Syamsudin ( Parigi Ciomas )
37. Tubagus Tali Urif
38. Pangeran Sunia Raras
39. Sembah dalem Rangkas Bitung
40. Syeh Mas Ukam ( Rangkas Bitung )

Updates Via E-Mail